Tuesday 20 September 2011

a thought about "rape"

akhir2 ini kayaknya temen-temen saya, terutama yang wanita, di Indonesia sedang sibuk membahas ucapan salah seorang petinggi negara yang seolah-olah menyatakan bahwa tidak salah jika perempuan yang berpakaian tidak sopan (dalam hal ini rok mini) menjadi korban perkosaan. Saya tidak tahu pasti gimana cara beliau ngomong atau dalam konteks apa, tapi yang jelas kata-kata beliau menimbulkan amarah yang cukup besar, terutama dari kalangan perempuan.
Persoalan makin runcing ketika tokoh tersebut disinyalir beragama muslim, dan menganjurkan wanita berpakaian tertutup sesuai hukum muslim. Saya menyayangkan beberapa komentar kawan yang awalnya hanya mempermasalahkan perkara memakai rok mini lama2 merembet ke persoalan oknum pemerintahan dan SARA.
Beberapa waktu lalu saya pernah mendapat posting notes berantai berjudul "Rape is not a Joke". Of course saya repost. Saya juga yakin kalo tidak banyak yang membaca repost notes saya (karena toh saya ndak nge-tag sapa2 juga), dan sungguh saya merasa itu ndak masalah.
Yang agak bikin hati saya gatal adalah kenyataan bahwa saya kenal dengan salah satu survivor dari peristiwa pemerkosaan.
Kejadiannya mungkin sekitar 25 tahun yang lalu. Mohon maaf, tapi saya ndak akan memberi tahu gimana saya kenal dengan survivor yang satu ini. Kenalan saya ini diperkosa. Saya ndak pingin cerita detil seperti apa kejadiannya, yang jelas dia diperkosa. Dia bukan perempuan yang suka umbar aurat. Pake rok mini saja enggak. Mirisnya, peristiwa itu ndak pernah sampai diproses aparat penegak hukum karena keluarganya malu. Ibu dan kakak perempuannya sendiri berpikir bahwa dia yang kegatelan sampe2 diperkosa orang.
Seandainya kejadian seperti itu menimpa saya, saya pasti jadi gila apabila dua orang perempuan yang paling dekat dengan saya ber-reaksi demikian. Puji Tuhan, ayahnya justru percaya sama kenalan saya ini, bahwa dia ndak pernah berlaku macam2 yang sengaja mengundang terjadinya peristiwa tersebut.
Dia survive, melanjutkan hidup, dan Puji Tuhan bertemu seorang pria super baik yang menerima dia apa adanya hingga mereka menikah dan akhirnya punya anak. Sementara si pemerkosa entah dimana. Mungkin juga saat ini sudah punya keluarga sendiri.
Yang namanya perkosaan itu bukan sekedar peristiwa direnggut-paksanya keperawanan perempuan. Lebih dari itu, opini saya pribadi, perkosaan itu sama dengan pembunuhan. You took a life from a woman the day you rape her. You took a liberty of a woman to refuse and say no to you the day you rape her. Lebih ekstrim lagi, saya pikir, you took the dignity of a woman who gave birth to you the day you rape a woman.
Saya nggak tau apa sudah pernah ada penelitian terhadap anak dari korban perkosaan ya...tapi yang jelas, sepengamatan saya, dua anak perempuan kenalan saya tadi punya kecenderungan takut terhadap laki-laki. bahkan mereka ndak bisa deket sama ayahnya sendiri.
Saya bersikap serius apabila menyangkut hal yang satu ini, karena saya tahu persis apa yang mungkin terjadi pada korban perkosaan dan orang-orang terdekatnya. Saya bisa marah hanya karena seseorang kasi komentar main-main pada artikel/notes/thread mengenai perkosaan, terlepas siapa yang salah dalam kasus tersebut. Jujur, saya juga merasa gatal apabila kejadian akhir2 ini akhirnya malah melenceng dari fokus masalah yang sebenarnya hingga akhirnya malah menyeret-nyeret masalah pemerintah dan bahkan agama. Come on guys, that's not the real problem.
Ya, saya sedih karena pemerintah kita dipenuhi oknum2 yang lebih suka berkoar sebelum berpikir dan memikirkan isi yang ingin dia koar2kan. Ya, saya sedih karena beberapa oknum menganggap bahwa agama saya yang tidak melarang pemakaian rok mini dan agama sahabat2 saya yang muslim dianggap membuat bias pernyataan oknum pemerintah tersebut dan malah memicu SARA yang lebih luas lagi. But please, more than that, it is the way we see things, the way we think with our brain, and the way our heart speak that really make the difference.
Saya percaya tidak semua aparat pemerintahan kita setuju dengan perkataan oknum tersebut, tapi akhirnya memilih untuk tidak angkat bicara karena berbagai alasan.
Saya percaya semua agama mengajarkan hal yang paling baik terhadap umatnya dan seluruh alam semesta.
Saya percaya bahwa tanpa rok mini pun seorang wanita selalu bisa menjadi korban perkosaan.
Karena saya tahu pasti, bukan ketiga hal diatas yang mementukan terjadi tidaknya suatu pemerkosaan.
Maka, saya ingin mengajak teman dan sahabat sekalian yang peduli dengan perempuan untuk lebih fokus  mencegah terjadinya perkosaan dengan memelihara akal budi dan kesopanan masing-masing saja. Tanpa campur tangan negara pun, jika manusia2nya terpelihara akal budinya, tentu perkosaan bisa diminimalisir atau bahkan dihapuskan sama sekali dari bumi Indonesia. Tidak ada wanita diatas bumi ini yang layak diperkosa. Tidak usah saling tuding dan menyalahkan. Mari kita mulai dari diri masing-masing.

Saturday 3 September 2011

how to treat your art with attitude : artwork, photograph, or whatever

(taken from my facebook notes on Monday, May 16, 2011 at 1:34am)


Setelah cukup lama gak bisa cawe2 tentang menggambar manga, gagal ikut workshopnya Machiko sensei, dan masuk kerja full time, saya otomatis hanya bisa mengamati gambar2 manga-style yang beredar di facebook dan kebanyakan ya dipost oleh beberapa teman yang saya temui di workshop unair beberapa waktu lalu. Ada beberapa hal menarik yang ingin sekali saya share pada anda semua yang merasa suka menggambar manga maupun bercita2 jadi mangaka, dan berhubung saya jadi ndak bisa kumpul2  ama divisi manga-nya kojtsu juga akhir2 ini, moga2 ini bisa jadi sedikit masukan untuk anda semua ya :)

1. maksimalkan gambar anda sebelum diaplot
Jangan aplot dan nge-tag orang lain di gambar yang anda sendiri nggak puas liatnya. Apa lagi minta kritik dan saran.
Kenapa?
Gini, kalo di deskripsi gambar aja udah ditulis "maaf ya kalo masi kurang rapi" atau "maaf ya kalo gambar tangannya kekecilan" dst,dst, berarti anda sudah tau itu kurang rapi. Kalau anda sudah tau itu kurang rapi, lalu org2 yang di tag itu harus komentar apa? dakara, dear friends....kalo anda ingin tau komentar teman2 anda, aplotlah gambar yang anda sendiri percaya bahwa gambar tersebut sudah bagus. Kalo anda merasa sketsa pensil anda sudah bagus, lalu anda aplot, lalu ada yang berkomentar karya anda kurang rapi, maka itulah saran yang seharusnya anda cari2.

2. "maaf kalau gambarnya jelek ya"
Nah...ini dia yang paling bikin saya males komen.
Jadi, gini ya.....
Kalo buat saya, tiap2 gambar dan tiap2 karakter yang saya desain itu sama dengan ANAK-ANAK SAYA SENDIRI, dan SAYA PERCAYA bahwa mereka saya "ciptakan" dalam bentuk TERSEMPURNA MEREKA yang tentunya ya merupakan hasil dari usaha termaksimal saya untuk mewujudkan mereka di atas kertas. Kalo untuk karakter desain, ada kalanya saya GAK AKAN NGASI NAMA mereka kalo saya anggap gambar saya tentang mereka seharusnya bisa lebih maksimal lagi. Kalopun menurut selera orang lain masih jelek (jelek loh ya, bukan salah ato kurang apa gitu), seenggaknya, saya puas sudah berusaha membuat mereka semaksimal mungkin, dan puas karena merasa gambar yang saya buat sudah bagus.

Buatlah mereka dengan usaha terkerasmu, dan banggalah pada hasil karyamu! Jangan belom2 udah bilang "maaf ya kalo jelek". Kenapa? karena itu berarti anda mengakui bahwa untuk standar selera anda sendiri karya anda itu jelek. DO YOUR BEST! Dan kalo hasil yang anda anggap THE BEST itu masih dikritik orang, terimalah! Itu berarti memang masih ada kekurangan dari THE BEST-nya anda. Kalo ternyata dibalik karya bagus anda itu ternyata ada masalah keterbatasan di sana dan di situ dalam proses pengerjaannya dan bisa anda atasi ya saia lebih kagum dong, dibanding dengan yg belum2 udah pasang perisai penjelasan karyanya dikerjakan dalam kondisi kesusahan karena ini dan itu, ndak ada ini dan itu, ato pas kondisi badan lagi ini atau itu...=__=

Kalo dari awal anda sendiri udah bilang "maaf ya kalo karya saya jelek", asumsi saya, anda sudah tau kalo karya anda jelek, jadi logikanya ya saya gak perlu komentar lagi untuk menjelaskan standar jelek-bagusnya saya seperti apa....toh anda sendiri udah bilang jelek kok.

Secara garis besar, sebenernya tujuan mengaplot gambar  ada dua : minta kritik-saran ATAU sekedar pamer. Apakah salah kalo anda pengen pamer? JELAS NGGAK. Namun, logika-nya, barang yang anda pamerkan ndak mungkin dong barang yang anda anggap jelek.

"Jadi ndak boleh nih, pamer kejelekan?"
Terserah, itu hak anda. menurut saya sih boleh2 aja. TAPI, kasi liat juga usaha anda untuk berubah dari jelek ke bagus.

"Jelek-bagus khan relatif kak!"
Yup. Jelek-Bagus itu relatif. Bener-salah juga relatif. Untuk gambar/artwork, menurut saya yang ada cuman "enak diliat" dan "aneh diliat". Tapi sekali lagi, kalo anda pengen dapet kritik dan saran, berusahalah tampilkan yang terbaik. kalo usaha terbaik anda masih dianggap gagal, tanyalah gagalnya di sebelah mana dan seharusnya diapakan. Jangan belum2 sudah bilang "iya, maklum masih belajar, jadi ya masih begini kak gambar saya", karena semua orang yang pernah menggambar, suka menggambar, dan harus menggambar adalah orang2 yang bisa terus menerus belajar dan terus menerus bisa merubah gambarnya jadi lebih baik.

"Ya khan kalo saya pamer entar tanggepannya saya sok, kak....ato belagu"
Lho? kalo emang niatnya pamer ya gapapa toh? Anggapan sok atau belagu itu sudah termasuk dalam resiko. Lagipula, kalo emang ada orang yang nganggep anda begitu, khan anda tinggal liat aja orang itu bisa lebih bagus dari anda apa nggak. Kalo enggak ya berarti orang itu besar omong doang. Kalau anda menganggap saya ngomong begini ini termasuk dalam konteks belagu, dan anda berpendapat bahwa karya2 saya jjuga gak bagus2 amat, ya monggo :D, itu hak anda. Saya amat sangat sadar bahwa masih banyak orang yang bisa menggambar lebih bagus dan lebih ahli daripada saya, termasuk anda2 semua :). yang jelas disini niat saya sharing ya...bukan pamer or sok ngajarin. Mohon maaf kalo anda merasa saya sok or menggurui.

"Buat saya ini udah bagus kak, walopun masih pensilan" atau "Ya menurut saya yang bagus ya ini kak"
Sebenernya justru attitude seperti ini yang saya harapkan. Kalo memang anda yakin sketsa pensil anda yang masih orek2an kasar dan buat beberapa orang gak jelas itu bagus, ya silahkan diaplot. Yang penting anda sendiri yakin bahwa inilah "bentuk" terbaiknya. Ada karya yang memang terlihat lebih bagus dalam bentuk sketsa pensilnya, ada karya yang terlihat bagus ketika sudah dalam format polesan digital. Itu terserah selera dan kemampuan skill anda seperti apa. Ketika anda sudah melakukan yang terbaik dan sudah merasa seperti ini, lalu ingin tau apa ada yang ganjil atau salah, baru saya bisa tanya2 dan kasi masukan yang kira2 bisa berguna.

Mohon maaf sebelumnya, ini cuman sharing, terserah juga sih anda mau ber-attitude seperti apa terhadap karya anda. Cuma, KALO SAYA minta kritik dan saran, saya aplot hasil terbaiknya. Apakah ndak ada aplotan saya yang saya anggap nggak terbaik? ADA. Tetapi, saya aplot bersebelahan dengan hasil akhirnya (abis diwarnain tah, abis di edit di photoshop tah, abis diapain tah) yang saya anggap paling maksimal. ATAU, saya susun berdasarkan timeline pembuatannya. Jadi, yang ngeliat tau jeleknya dimana dan effort saya sampe seberapa, dan perkembangan saya dari jaman SMP ke SMA ke Kuliah gimana, supaya gambar yang tadinya or dulunya masi gak rapi or gak diwarna jadi bagus.

Notes ini tidak dibuat dengan maksud negatif. Justru, saya ingin supaya anda bisa menghargai karya anda sendiri, dan tidak terjebak dengan komentar2 bernada pujian yang pada akhirnya ndak membawa perbaikan dan perkembangan bagi gambar2 anda berikutnya, atau malah terjebak dalam sikap pura2 minta kritik dan saran tapi sebenernya mengharapkan pujian. Kalo anda pengen pujian, pamerkanlah the best effort anda. Kalo best effort anda dikritik, dengerin dulu, pikir baik2, dan introspeksi, jangan malah nyolot ato kapok (soale nek gitu ya tetep ae gak berkembang kemana-mana gambar anda).

Yosh! Sekian dulu ya sharing saya. Sekali lagi, ini sharing dari SUDUT PANDANG PRIBADI SAYA saja.And anyway...ternyata notes ini ndak cuma berlaku untuk gambar2 yg diaplot di fesbuk sebenernya...masi banyak hal lain yg juga diaplot2 di fesbuk dan minta dikomenin tapi dengan kelakuan yang sama : pake kata2 "fail", "maaf bikinnya pas ngantuk" dst dsb...dan honestly, saia beneran males komen kalo udah liat kata2 seperti itu =__=. I'm so sorry.